MODEL ANTRIAN
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu
Mata
Kuliah Analisa Kuantitatif
Dosen
Pengampu:
Iman
Sulaeman, M.M.
Penyusun:
Amanda
Quincy Azumar
1123070005
MANAJEMEN
KEUANGAN SYARIAH/IV/A
FAKULTAS
SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah menganugerahkan kenikmatan, petunjuk, dan kekuatan
kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Salawat dan
salam senantiasa tercurahkan kepada uswah
wal qadwa Rasulullah Muhammad SAW. Kepada keluarganya, para sahabatnya. Tabi’in, dan pengikut setia risalahnya hingga akhir zaman.
Dalam makalah ini, saya memaparkan Model Antrian. Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu mengarahkan dan membimbing selama penyusunan
makalah ini dan kepada Bapak Iman Sulaeman, MM.
Dosen dari mata kuliah Analisa Kuantitatif yang telah berjasa mencurahkan
ilmu kepada saya dan rekan – rekan seperjuangan.
Saya menyadari makalah ini masih
memerlukan saran dan masukan dari para pembaca yang telah membaca makalah ini
untuk penyempurnaan makalah ini. Harapan saya mudah – mudahan semua informasi
yang ada dalam makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, terlebih bagi mereka yang ingin
mengkaji dan mengembangkan lebih jauh lagi mengenai masalahnya.
Bandung, April 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................
i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
1
A.
Latar belakang............................................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah......................................................................................................
2
C.
Tujuan Penulisan........................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
3
A.
Pengertian Antrian.....................................................................................................
3
B.
Struktur Model Antrian..............................................................................................
3
C.
Karakteristik Model Antrian......................................................................................
5
D.
Karateristik Datangnya Permintaan Pelayanan..........................................................
6
E.
Komponen Sistem Antrian.........................................................................................
8
F.
Model Antrian............................................................................................................
8
G.
Model Keputusan Antrian..........................................................................................
10
H.
Mengukur Kinerja Antrian.........................................................................................
11
I.
Biaya Antrian.............................................................................................................
11
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan terlepas dari
peran serta orang lain dalam kehidupan. Pada kondisi tertentu manusia pasti
membutuhkan jasa orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan untuk
mendapatkannya terkadang mengharuskan untuk menunggu terlebih dulu. Hal
tersebut sangat mungkin terjadi, karena banyak orang yang membutuhkan jasa yang
sama dalam waktu yang bersamaan pula. Kondisi tersebut sering terlihat dalam
kehidupan sehari-sehari, seperti orang menunggu untuk mendapatkan tiket kereta
api, menunggu pesanan di rumah makan, mengantri di kasir sebuah swalayan, dan
mobil yang menunggu giliran untuk dicuci. Kenyataannya menunggu adalah bagian
dari kehidupan sehari-hari, dan yang dapat diharapkan adalah dapat mengurangi
ketidaknyamanan tersebut. Sesuatu yang sangat diharapkan adalah ketika dapat
memperoleh jasa tanpa harus menunggu terlalu lama. Individu – individu yang
menunggu (komponen, produk, kertas kerja, orang) bertujuan untuk mendapatkan
suatu layanan. Pada proses menunggu untuk mendapatkan layanan tersebut
menimbulkan suatu garis tunggu, dan pada garis tunggu tersebut dapat diprediksi
karakteristik – karakteristiknya.Sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan
kepustusan agar tercapai kondisi yang lebih baik, misalnya agar tidak terjadi
antrian yang berkepanjangan.
Menurut Sinalungga (2008:238), Teori antrian (Queueing Theory)
merupakan studi probabilistik kejadian garis tunggu (waiting lines), yakni
suatu garis tunggu dari customer yang memerlukan layanan dari sistem yang ada.
Antrian terjadi karena adanya keterbatasan sumber pelayanan, yang umumnya
berkaitan dengan terbatasnya server karena alasan ekonomi. Jika jumlah server
yang disediakan terbatas, memungkinkan terjadi antrian yang terlalu lama,
sehingga orang dapat memutuskan untuk meninggalkan antrian tersebut. Hal ini
merupakan suatu kerugian bagi pihak perusahaan, karena kehilangan customer.
Agar tidak kehilangan customer, maka pihak perusahaan harus menyediakan server
yang mencukupi, tetapi dilain pihak perusahaan harus mengeluarkan biaya yang
lebih besar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu antrian?
2.
Bagaimana struktur model antrian?
3.
Bagaimana karakteristik model antrian?
4.
Bagaimana karakteristik datangnya permintaan pelanggan?
5.
Apa sajakah komponen sistem antrian?
6.
Apa itu model antrian?
7.
Bagaimana model keputusan antrian?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian antrian.
2.
Memahami bagaimana struktur model antrian.
3.
Mengetahui bagaimana karakteristik model antrian.
4.
Memahami bagaimana karakteristik datangnya permintaan
pelanggan.
5.
Mengetahui apa saja komponen sistem antrian.
6.
Mengetahui apa itu model antrian.
7.
Memahami bagaiman model keputusan antrian.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Antrian
Ada
beberapa penjelasan tentang antrian, yaitu sebagai berikut:
Pengetian antrian
menurut Tjutju Tarliah Dimyati – Ahmad Dimyati (2003;349) bahwa, “Teori antrian
adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian atau
baris-baris penungguan.”
Sedangkan
menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006;658)), menjelaskan teori antrian
sebagai berikut : “A queue is many people or many goods on the line is waiting
for services.” Artinya adalah orang-orang atau barang dalam barisan yang sedang
menunggu untuk dilayani”.
Dan
teori antrian merupakan suatu kejadian dalam kehidupan sehari-hari, menunggu
depan loket untuk mendapatkan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan
dan fasilitas pelayanan http/teori-simulasi-antrian-pada-aplikasi-model
antrian.
Sedangkan
definisi antrian menurut James A. Fitzssimons dan Mona J. Fitzssimons
(1998:322), “A queue is a line of waiting customers who require service from
one or more servers.” Yang artinya, antrian adalah suatu garis tunggu pelanggan
yang membutuhkan pelayanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan.
Dari
definisi antrian di atas terlihat bahwa antrian merupakan suatu formasi garis
tunggu dari para pemakai jasa, baik orang maupun barang yang memerlukan
pelayanan dengan disiplin dan mekanisme pelayanan tertentu.
B.
Struktur Model
Antrian
Struktur
antrian dikenal 2 (dua) istilah yaitu chanel
(single atau multiple) dan phase (single atau multiple). Istilah chanel
atau saluran menunjukan jumlah fasilitas pelayanan, sedangkan istilah phase adalah jumlah stasiun-stasiun
pelayanan, dimana pelanggan harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan
lengkap.
Gambar
berikut menunjukan empat konfigurasi dasar sistem antrian menurut Barry Render
dan Ralph M. Stair, Jr (2000:618) yaitu sebagai berikut :
a.
Single
channel single phase
Single channel single phase
adalah satu pelayanan, satu baris antrian. Secara sistematis adalah sebagai
berikut :
Gambar 2.2
Single Channel
Single Phase
Contohnya, tempat
potong rambut yang hanya dilayani 1 orang tukang cukur.
b.
Single
channel multi phase
Proses
pelayanan merupakan squencing/urutan
pekerjaan. Proses pelayanan semacam ini misalnya adalah rumah sakitl. Secara
sistematis akan kelihatan sebagai berikut :
Gambar 2.2
Single Channel
Multi Phase
Langkah pertama ngambil
nomor antrian dan menunggu panggilan untuk daftar cek mata. Dipanggil sesuai
nomor antrian untuk mendapatkan pelayanan pada loket dan menunggu kembali
difasilitas yang baru untuk selanjutnya menunggu dipanggil suster untuk
diperiksa oleh dokter.
c.
Multi
Channel Single Phase
Multi Channel Single Phase
adalah beberapa unit pelayanan, satu baris antrian. Sistematisnya adalah
sebagai berikut.
Gambar 2.2
Multi Channel
Single Phase
Contohnya pembayaran di
PDAM, datang dan antri untuk mendapat pelayanan setelah itu dipanggil sesuai
dengan nomor antrian dan melakukan transaksi pembayaran air minum. Setelah
mendapat pelayanan dan melakukan transaksi kemudian keluar dari loket pembayaran.
d.
Multi
Channel multi phase
Merupakan model yang
terdiri dari beberapa unit pelayanan, beberapa baris antrian. Secara sistematis
akan kelihatan sebagai berikut :
Gambar 2.2
Multi Channel
Multi Phase
Contoh dari struktur
pelayanan semacam ini adalah pelayanan jalan tol. Di dalam tol tersebut
beberapa mobil akan mendatangi loket pengambilan karcis misalnya
cianjur-bandung, memilih satu loket dari beberapa loket yang tersedia untuk
masuk ke jalan tol, kemudian melewaati jalan tol untuk mencapai pintu keluar
(loket keluar), diloket keluar ini lah akan mendapatkan pelayanan untuk
melakkukan pembayaran tol kemudian keluar dari jalan tol.
e. Campuran
Struktur campuran ini
adalah merupakan campuran dari dua atau lebih struktur fasilitas service
tersebut di atas. Struktur ini dipergunakan misalnya oleh toko-toko besar, di
mana ada beberapa pelayan toko yang melayani pembeli (multi channel), namun pembayaran hanya kepada seorang kasir saja (single channel). Ada pula yang
mempergunakan struktur campuran yang lain, misalnya pelayanan / service
terhadap pengunjung rumah makan, dan lain sebagainya.
C.
Karakteristik
Model Antrian
Secara sistematis proses sistem
antrian dapat dilihat dari gambar sebagai beerikut
Gambar 2.2
Model Sistem
Antrian
Sumber : Tjutju
Tarliah Dimyanti-Ahmad Dimyati (2002:350)
Gambar tersebut proses
pelayanan konsumen pada loket haan Daerah Air Minum (PDAM). Konsumen yang akan
melakukan pembayaran harus melalui suatu proses pelayanan, mula-mula konsumen
yang datang akan memasuki sistem pelayanan dan ikut dalam antrian, kemudian bagian
loket melakukan pelayanan, dan konsumen keluar dari sistem pelayanan setelah selesai
dilayani.
1. Sumber Masukan
Sumber masukan dari
suatu sistem antrian dapat terdiri atas suatu populasi orang, barang, komponen
ataupun kertas kerja yang datang pada sistem untuk dilayani. Populasi dari
antrian secara garis besar dapat dibagi menjadi dua macam yaitu terbatas
(finite) atau tidak terbatas (infinite).
Contoh populasi yang
terbatas adalah reparasi mobil atau motor, perawat yang menjaga pasien yang
terbatas jumlahnya, dan sebagainya. Sedangkan contoh yang tak terbatas misalnya
tukang cukur rambut yang didatangi 100 orang dan berkeinginan untuk dicukur
pada saat itu juga. Yang dimaksud tak terbatas ini adalah sangat kontrasnya
kapasitas fasilitas pelayanan dengan permintaan pelayanan yang masuk.
D.
Karakteristik
Datangnya Permintaan Pelayanan
1. Pola Kedatangan
Pola daripada datangnya
permintaan service ini ada dua macam, yaitu :
a. Terkendali (controllable)
Misalnya pelayan toko.
Pelayanan / service dilakukan dari hari ke hari pada jam buka toko tersebut.
Demikian pula tukang cukur, yang melakukan service pada jam-jam tertentu saja.
Dalam hal ini maka populasi yang datang tersebut controllable, yaitu hanya datang
pada jam-jam tertentu saja.
b. Tak terkendali (un-controllable)
Contoh pola datangnya
permintaan pelayanan yang tak terkendali ini misalnya datangnya pasien ke rumah
sakit. Kedatangan pasien ini tidak terbatas pada jam-jam tertentu saja,
melainkan setiap saat dan tidak mempunyai pola yang pasti.
2. Ukuran
Datangnya permintaan
pelayanan ini ada dua macam, yaitu :
a. Tunggal / Kesatuan
Ukuran tunggal adalah
bahwa permintaan service merupakan suatu kesatuan. Misalnya pesta pada suatu
restoran dan sebaginya.
b. Jamak / Ganda
Dimaksudkan dengan
jamak atau ganda di sini adalah bahwa permintaan pelayanan yang datang tersebut
lebih dari satu kesatuan. Dari contoh tersebut misalnya yang memesan pesta pada
restoran tersebut, ada lima kelompok yang berbeda, pada waktu yang sama.
3. Disiplin Antrian
Disiplin antrian
merupakan aturan yang mengacu pada peraturan pelanggan yang ada dalam barisan
untuk menerima pelayanan yang terdiri atas :
1. FCFS (First come first service) :
merupakan disiplin antrian yang sering dipakai pada beberapa tempat dimana
pelanggan yang datang pertama akan dilayani terlebih dahulu. Antrian sistem ini
banyak digunakan antara lain di klinik dokter, bank, dan tiket bioskop.
2. LCFS (Last come first service) :
merupakan disiplin antrian dimana pelanggan yang datang terakhir justru
dilayani pertama kali.
3. SOT (Short operation times) : merupakan
sistem pelayanan tersingkat mendapat pelayanan pertama.
4. SIRO (Service in random) : merupakan
sistem pelayanan dimana pelanggan mungkin akan dilayani secara acak tidak
peduli siapa yang lebih dulu tiba untuk dilayani.
4. Kondisi Fisik Antrian
1. Panjang Antrian
• Terbatas
Pemberian pelayanan /
service yang mempunyai panjang antrian yang terbatas ini misalnya adalah tempat
parkir mobil. Service dari parkir mobil ini akan dibatasi oleh luas tempat
parkir tersebut.
• Tak terbatas
Panjang antrian yang
tidak terbatas ini misalnya adalah pelayanan pembelian tiket kereta api., di
mana setiap orang yang akan memerlukan / membeli tiket kereta api akan antri
dengan panjang yang tidak terbatas (tidak dibatasi).
2. Jumlah antrian
Jumlah antrian ini
dapat tunggal (single), atau dapat pula jamak / lebih dari satu (multiple).
Sebagai contoh misalnya untuk memberikan service terhadap pembelian tiket
kereta api dapat dilaksanakan dengan satu loket saja (jumlah antrian tunggal),
atau dapat juga dilayani dengan lebih dari satu loket (jumlah antrian jamak /
multiple).
Karakteristik suatu
antrian ditentukan oleh jumlah unit maksimal yang boleh ada di dalam sistemnya.
Antrian ini dikatakan terbatas atau tidak terbatas, bergantung pada apakah
jumlah unitnya terbatas atau tidak terbatas.
5. Seleksi
Di dalam teori antrian,
dikenal adanya queue discipline, yaitu first come first service (siapa yang
datang pertama, maka pertama pula diberikan pelayanan). Sehingga di dalam
seleksi untuk memilih siapa yang akan diberikan pelayanan ini, adalah semata-mata
berdasar kepada urutan datangnya permintaan service.
E.
Komponen Sistem
Antrian
1.
Populasi masukan
Berapa banyak pelanggan potensial yang
masuk sistem antrian.
2.
Distribusi
kedatangan
Menggambarkan jumlah kedatangan per unit
waktu dan dalam periode waktu tertentu berturut-turut dalam waktu yang berbeda.
3.
Disiplin
pelayanan
Pelanggan yang mana yang akan dilayani
lebih dulu : a. FCFS (first come, first served) b. LCFS (last come, first served)
c. Acak d. prioritas.
4.
Fasilitas
Pelayanan
Mengelompokkan fasilitas pelayanan
menurut jumlah yang tersedia : a) Single-channel; b) multiple-channel.
5.
Distribusi
Pelayanan
a.
Berapa banyak
pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu.
b.
Berapa lama
setiap pelanggan dapat dilayani.
6.
Kapasitas sistem
pelayanan
Memaksimumkan jumlah pelanggan yang
diperkenankan masuk dalam system.
7.
Karakteristik
sistem lainnya
Pelanggan akan meninggalkan sistem jika
antrian penuh, dsb.
F.
Model Antrian
Terdapat
berbagai macam model antrian yang diaplikasikan dalam menajemen operasi, namun
ada empat macam model yang paling sering dipakai. Keempat model tersebut
diasumsikan memiliki distribusi kedatangan poisson,
dengan disiplin antrian First come, first
serve, dan sistem pelayanan satu tahap atau single phase. Keempat model antrian tersebut adalah (Barry Render & Ralph M. Stair, Jr2000; 623):
1. Single Channel
Queuing Model with Poisson Arrivals and Exponential Service Times
Pada
model ini hanya ada satu baris antrian yang akan dilayani oleh satu server (fasilitas pelayanan), kondisi
pada model ini diasumsikan sebagai berikut:
a.
Pelanggan
dilayani oleh first come, first serve,
tidak adanya balking atau reneging.
b.
Tidak adanya
hubungan antara pendatang yang satu dengan pendatang sebelumnya. Namun
rata-rata tingkat kedatangan tidak berubah.
c.
Kedatangan
digambarkan mengikuti distribusi probabilitas Poisson, dan datang dari populasi
yang tidak terbatas (infinite).
d.
Waktu pelayanan
antar pelanggan bervariasi, dan tidak saling terkait (indipenden) tapi rata-rata tingkat pelayanan diketahui.
e.
Waktu pelayanan
terjadi berdasarkan distribusi probabilitas eksponensial negative.
f.
Rata-rata
tingkat pelayanan lebih besar dari pada rata-rata tingkat kedatangan.
Apabila didapati suatu
kondisi seperti diatas, maka persamaan matematis dapat dirumuskan:
2. Multiple Channel
Queuing Model with Poisson Arrivals and Exponential Service Times
Pada model ini terdapat
dua atau lebih (server) yang
menangani kedatangan para pelanggan. Asumsi yang berlaku pada multiple multi
channel ini, hampir sama kondisinya dengan model pertama, perbedaan hanya
terletak pada jumlah server saja.
Persaman matematis untuk model ini adalah:
=
Ls = +
Ws = +
Lq = L -
Wq = W-
ρ =
3. Constant Service Time Model
Beberapa sistem
pelayanan mempunyai waktu pelayanan yang konstan. Salah satu contoh model ini
adalah pada tempat cuci mobil otomatis (automatic
car wash), dimana pada sistem ini, pelanggan (mobil) mendapatkan pelayanan
dengan waktu yang sama. Persamaan untuk model ini adalah:
Lq =
Wq =
Ls = Lq +
Ws = Wq +
4. Finite
Population Model
Ketika terdapat
populasi yang terbatas dari pelanggan yang potensial untuk fasilitas pelayanan,
maka diperlukan model antrian yang berbeda dari sebelumnya. Mengapa berbeda,
karena pada situasi ini terdapat hubungan yang saling terkait antara penjang
antrian dengan tingkat kedatangan. Misalkan pada suatu perusahaan terdapat lima mesin yang semuanya
sedang mengalami kerusakan, dan menunggu perbaikan, maka tingkat kedatangan
akan mengalami penurunan hingga mencapai nol. Persamaan matematis untuk model
populasi terbatas ini :
Po =
Lq = N – ( (1 – Po)
Ls = Lq + (1 – Po)
Wq =
Ws = Wq +
Po = Po
Untuk n = 0, 1, 2, … N
Keterangan dari
istilah-istilah yang digunakan:
Ls = Jumlah rata-rata pelanggan/unit dalam
sistem
Ws = Jumlah waktu rata-rata seluruh sistem,
termasuk yang sedang dilayani
Lq = Jumlah unit rata-rata yang menunggu
dalam antrian
Wq = Waktu rata-rata yang dihabiskan untuk
menunggu dalam antrian
Pn = Probabilitas adanya n unit di dalam
sistem
Po = Probabilitas tidak ada unit yang
menunggu sistem (idle time service)
Pw = Probabilitas menunggu dalam antrian
ρ = Penggunaan potensil dari fasilitas
pelayanan
M = Jumlah dari chanel yang digunakan
! = Factorial
=
Tingkat kedatangan
μ = Tingkat pelayanan
G.
Model Keputusan Antrian
Berikut
ini akan dikemukakan dua model keputusan dalam menentukan sesuai dalam sistem
antrian. Kedua model tersebut beranggapan bahwa tingkat pelayanan yang tinggi
dapat mengurangi waktu menunggu dalam sistem. Model-model keputusan tersebut
adalah:
1. Model Keputusan Biaya
Pada
model keputusan biaya, penentuan jumlah fasilitas pelayanan yang optimal
ditentukan berdasarkan total biaya yang dikeluarkan. Jumlah fasilitas yang
optimal adalah yang memberikan biaya keseluruhan terendah.
Biaya
keseluruhan merupakan penjumlahan biaya untuk mengoperasikan fasilitas
pelayanan per satuan waktu ditambah biaya menunggu per satuan waktu. Kedua
biaya tersebut akan saling bertentangan karena semakin besar jumlah fasilitas
yang disediakan, menyebabkan biaya pengoperasian/penyediaan fasilitas semakin
tinggi. Namun untuk biaya menunggu akan semakin rendah karena kinerja antrian
yang semakin baik dengan bertambahnya fasilitas pelayanan.
Bila
χ = (µ atau c) mewakili tingkat pelayanan, maka model biaya dapat dirumuskan
sebagai berikut (H. A. Taha;1997:659) :
ETCx = EOCx + EWCx
Dimana :
ETC = Total biaya per
satuan waktu yang diharapkan.
EOC = Biaya
Mengoperasikan fasilitas per satuan waktu yang diharapkan.
EWC = Biaya menunggu
per satuan waktu yang diharapkan.
Bentuk sederhana dari
EOC dan EWC dengan mengikuti fungsi linear adalah:
EOC(x) = C1x
EVCx + C2Ls
Dimana:
C1 = Biaya per
fasilitas pelayanan per satuan waktu
C2 = Biaya menunggu per
satuan waktu per langganan.
2. Metode Keputusan Tingkat Aspirasi
Pada
model keputusan tingkat aspirasi, jumlah fasilitas pelayanan optimal merupakan
jumlah fasilitas yang menghasilkan kinerja antrian yang sesuai dengan tingkat
aspirasi tertentu. Penerapan model keputusan ini diilustrasikan pada model
antrian multiple server, dengan tujuan untuk menetapkan jumlah fasilitas
pelayanan (server) yang dapat diterima (c).
Dua
ukuran yang digunakan dala model keputusan tingkat aspirasi, yaitu waktu tunggu
yang diharapkan di dalam sistem (Ws) dan persentase waktu menganggur dari
fasilitas pelayanan (X). Kedua ukuran ini bersifat berlawanan, yang terlihat
pada saat dilakukan penambahan fasilitas. Penambahan jumlah fasilitas akan
menyebabkan pengurangan waktu tunggu dalam sistem, tetapi persentase waktu
mengaggur fasilitas akan meningkat.
tingkat
pelayanan yang
Nilai
persentase waktu menganggur dari fasilitas pelayanan (X) dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
X = 100[1 – (()/(µ))/c]
; dimana c = jumlah loket
H.
Mengukur Kinerja Antrian
Model antrian membantu para manajer membuat keputusan
untuk menyeimbangkan biaya pelayanan dengan menggunakan biaya antrian. Dengan
menganalisis antrian akan dapat diperoleh banyak ukuran kinerja sebuah sistem
antrian, meliputi hal berikut:
1. Waktu rata-rata
yang dihabiskan oleh pelanggan dalam antrian
2. Panjang
antrian rata-rata
3. Waktu
rata-rata yang dihabiskan oleh pelanggan dalam sistem (waktu tunggu ditambah
waktu pelayanan)
4. Jumlah
pelanggan rata-rata dalam sistem
5. Probabilitas
fasilitas pelayanan akan kosong
6. Faktor
utilisasi sistem
7. Probabilitas
sejumlah pelanggan berada dalam sistem
I.
Biaya Antrian
Para manajer harus memahami pilihan (trade-off) antara dua biaya: biaya
untuk menyediakan pelayanan yang baik dan biaya yang terjadi jika pelanggan
atau mesin harus menunggu. Para manajer
menginnginkan antrian yang cukup pendek sehingga pelanggan tidak akan merasa
kesal dan kemudian meninggalkan antrian tanpa membeli ataupun membeli tetapi
tidak pernah kembali lagi. Bagaimanapun juga, para manajer masih dapat
mentoleransikan adanya antrian, jika biaya antrian yang terjadi seimbang dengan biaya
penghematan untuk menyediakan fasilitas pelayanan. Satu cara untuk mengevaluasi
sebuah fasilitas pelayanan adalah dengan melihat biaya total yang diharpkam.
Total biaya merupakan penjumlahan biaya pelayanan yang diharapkan ditambah
dengan biaya menunggu yang diharapkan. Pelayanan dapat menukar kapasitas
personil dan mesin yang tersedia. Yang ditugaskan ke statiun pelayanan tertentu
untuk mencegah atau memendekkan antrian yang terlalu panjang. Sebagai contoh di toko eceran, para manajer
dan pegawai gudang dapat membuka kasir tambahan. Dibank dan bandara, para
karyawan paruh waktu dapat dipanggil untuk membantu. Bersamaan dengan
meningkatnya tingkat pelayanan (yakni, lebih cepat) maka biaya yang dikeluarkan
untuk menunggu dalam antrian akan berkurang.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Sinalungga
(2008:238), Teori antrian (Queueing Theory) merupakan studi probabilistik
kejadian garis tunggu (waiting lines), yakni suatu garis tunggu dari customer
yang memerlukan layanan dari sistem yang ada. Antrian terjadi karena adanya
keterbatasan sumber pelayanan, yang umumnya berkaitan dengan terbatasnya server
karena alasan ekonomi. Jika jumlah server yang disediakan terbatas,
memungkinkan terjadi antrian yang terlalu lama, sehingga orang dapat memutuskan
untuk meninggalkan antrian tersebut. Hal ini merupakan suatu kerugian bagi
pihak perusahaan, karena kehilangan customer. Agar tidak kehilangan customer,
maka pihak perusahaan harus menyediakan server yang mencukupi, tetapi dilain
pihak perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.
Struktur antrian
dikenal 2 (dua) istilah yaitu chanel (single atau multiple) dan phase (single
atau multiple). Istilah chanel atau saluran menunjukan jumlah fasilitas
pelayanan, sedangkan istilah phase adalah jumlah stasiun-stasiun pelayanan,
dimana pelanggan harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap.
DAFTAR
PUSTAKA
Dharma, J. L. (2001).
Model Antrian MH/G/1. Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Katolik Parahyangan.
Dimyati, A, & Tarliyah, T. (1999). Operation
Research “Model-Model Pengambilan Keputusan”. Bandung: PT Sinar Baru
Algesindo.
Djauhari, M. (1997). Statistika
Matematika. Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITB.
Ecker, J, &
Kupferschimd, M. (1988). Introduction to Operation Research. New York:
John Wiley & Sons.
Gross, D, &
Harris, C. M. (1998). Fundamental of Queuing Theory 3rd. New York: John
Wiley & Sons.
Hadianti, R. (2006). Kapita Selekta Terapan I
(Teori Antrian). Bandung: ITB.Hillier, F.S, & Lieberman, G. J. (2005). Introduction
to Operations Research. New York: McGraw-Hill.
http://muhammadsaiful78.blogspot.com/2013/09/makalah-teori-antrian.html