A.
Pengertian
Material
Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik atau prosedur logis untuk
menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (JPI) dari barang jadi atau end item
menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan JPI. MRP ini digunakan untuk menentukan jumlah dari
kebutuhan material untuk mendukung Jadwal Produksi Induk dan kapan kebutuhan
material tersebut dijadwalkan. (Orlicky,et al., 1994).
Perencanaan
MRP ini mencakup semua kebutuhan akan semua komponen MRP yaitu kebutuhan
material, dimana terdapat dua fungsi dengan diterapkannya MRP yaitu
Pengendalian persediaan dan Penjadualan produksi. Sedangkan tujuan dari MRP itu
sendiri adalah untuk menentukan kebutuhan sekaligus untuk mendukung jadwal
produksi induk, mengendalikan persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal
valid dan up-to date, serta secara khusus berguna dalam lingkungan manufaktur
yang kompleks dan tidak pasti.
B.
Proses MRP
Ada empat tahap dalam proses
perencanaan kebutuhan material, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Netting (Perhitungan kebutuhan
bersih)
Netting
adalah proses perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih
antara kebutuhan kotor denagan keadaan persediaan.
2. Lotting (Penentuan ukuran
pemesanan)
Lotting
adalah menentukan besarnya pesanan setiap individu berdasarkan pada hasil
perhitungan netting.
3. Offsetting (Penetapan besarnya
waktu ancang-ancang)
Offsetting
bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melaksanakan rencana pemesanan
dalam memenuhi kebutuhan bersih yang diinginkan lead time.
4. Exploding (Perhitungan
selanjutnya untuk level di bawahnya)
Exploding
adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat level dibawahnya,
berdasarkan pada rencana pemesanan.
C. Input
MRP
Input yang dibutuhkan dalam
konsep MRP, yaitu sebagai berikut:
1. Jadwal Induk Produksi (Master
Production Schedule)
2. Status Persediaan (Inventory
Master File atau Inventory Status Record), yaitu:
a.
Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory).
b. Jumlah barang yang sedang
dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order inventory).
c.
Lead time dari setiap bahan.
3. Struktur Produk (Bill Of
Material)
D. Output
MRP
1.
MRP
Primary Report (Laporan Utama)
Primary
Report atau yang biasa dikenal dengan MRP Report, nerupakan format laporan yang
terdiri dari dua bentuk, yaitu format horizontal (dalam harian dan mingguan)
dan format vertikal (dengan waktu dalam setiap harinya).
2.
Action
Report (Laporan Kegiatan)
Output
ini biasa disebut dengan MRP Expection Report (laporan pengecualian), perencanaan
MRP memfokuskan perhatian langsung terhadap kebutuhan item dan keputusan selama
melakukan kegiatannya.
3.
MRP
Pegging Report (Laporan Penetapan MRP)
Output
ini akan menyediakan sumber dari kebutuhan pada level tertinggi selanjutnya
dalam Bill of material, seperti tiap pesanan perusahaan yang dikeluarkan dari
item pada setiap kebutuhan kotor.
E. Kelemahan
MRP
1.
Problem
utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data.
2.
Proses
manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai tempat.
3.
MRP
tidak mengitung jumlah kapasitas produksi.
4.
Kegagalan
dalam mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh kurangnya komitmen
top manajemen, kesalahan memandang MRP hanyalah software yang hanya butuh
digunakan secara tepat, integrasi MRP JIT yang tidak tepat, membutuhkan
pengoperasian yang akurat, dan terlalu kaku.
F.
Keuntungan MRP
1.
Investasi
persediaan dapat ditekan serendah mungkin
2.
perencanaan
dapat dilakukan secara detail dapat berubah sesuai keadaan
3.
Penyediaan
data untuk masa mendatang dengan basis tiap item
4.
Pengontrolan
persediaan dapat dilakukan setiap saat
5.
Jumlah
pemesanan berdasarkan kebutuhan
6.
Fokus
pada waktu kebutuhan material
G.
Metode MRP
Pada metode MRP terdapat beberapa
hal yang mendasar, yaitu:
1.
Permintaan
material bersifat tergantung (dependent)
2.
Filosofi
pemesanan sesuai permintaan
3.
Ramalan/perkiraan
berdasarkan Master Production Schedule
4.
Konsep
pengawasan meliputi semua item
5.
Lot
sizing bersifat beragam
6.
memenuhi
kebutuhan produksi
7.
Tipe
persediaan adalah bahan mentah atau setengah jadi
H.
Pengendalian Persediaan dengan
metode Material Requirement Planning
Pengendalian
persediaan merupakan langkah penting dalam manajemen persediaan untuk melakukan
perhitungan berupa jumlah optimal tingkat persediaan yang harus ada serta waktu pemesanan kembali. Pengaturan
dan pengawasan terhadap material barang dalam proses dan barang jadi merupakan
bagian penting dalam sistem produksi.
MRP
adalah salah satu terobosan besar bagi dunia industri dalam mengatur
bahan-bahan material yang dibutuhkan untuk proses produksi. Karena dengan MRP
perusahaan dapat mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan
kehabisan bahan material. Semua proses pengaturan untuk bahan material yang
dibutuhkan hanya dengan memasukkan data yang dibutuhkan dan software MRP yang
akan memproses semuanya. Fasilitas yang disediakan adalah proses pengisian dan
pemesanan data dealer penjualan dan supplier material. Konsep MRP adalah
mempermudah pengaturan bahan material. Oleh karena itu direncanakan software
dengan konsep user friendly dan fasilitas yang benar-benar mempermudah dan
mampu meningkatkan efisiensi para pengguna.
Perencanaan
kebutuhan material atau sering dikenal dengan Material Requirement Planning
(MRP) adalah suatu sistem informasi yang terkomputerisasi untuk mengatur
persediaan permintaan yang dependent dan mengatur jadwal produksi. Sistem ini
bertujuan untuk mengurangi tingkat persediaan dan meningkatkan produktivitas.
Terdapat dua hal penting dalam MRP yaitu lead time, dan berapa banyaknya jumlah
material yang siap dipesan.
Dengan
metode MRP dapat memesan sejumlah barang atau persediaan sesuai dengan jadwal
produksi, maka tidak akan ada pembelian barang walaupun persediaan telah berada
pada tingkat terendah. MRP dapat mengatasi masalah-masalah kompleks dalam
persediaan yang memproduksi banyak produk. Masalah yang ditimbulkannya antara
lain kebingungan inefisiensi, pelayanan yang tidak memuaskan konsumen, dll.
Penentuan
kebutuhan material yang pasti dalam proses produksi akan meminimalkan kerugian
yang timbul dalam kaitannya dengan persediaan. Dengan menggunakan metode MRP
untuk melakukan penjadwalan produksi, maka perusahaan akan menentukan secara
tepat perencanaan tanggal penyelesaian pekerjaan yang realistik, pekerjaan
dapat selesai tepat pada waktunya, janji kepada konsumen dapat ditepati dan
waktu tengang pemesanan dapat dikurangi.